Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan

5 Januari 2009

Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci

Tambahkan Cinta Dan Kurangi Benci
sumber : e-book " Tambahkan cinta dan Kurangi Benci"

Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si gadis. Si pria sebetulnya tampil biasa saja dan tak ada yang begitu memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan diri mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan ajakannya. Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria sangat gugup untuk berkata apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak nyaman dan berkata, "Kita pulang saja?".
Namun tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada sang pramusaji, "Bisa minta garam buat kopi saya?" Semua orang yang mendengar memandang dengan ke arah si pria, aneh sekali! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya. Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya kebiasaan seperti ini?" Si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya, saya kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana."
Begitu berkata kalimat terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di hadapannya itu. Si gadis berpikir bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, peduli akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh di sana , masa kecilnya dan keluarganya. Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga akhirnya menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua.

Kopi asin yang ada gunanya...

Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya, dan setiap saat sang putri membuat kopi untuk sang pangeran, ia membubuhkan garam di dalamnya, karena ia tahu bahwa itulah yang disukai oleh pangerannya.

Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat yang berkata, "Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku katakan padamu ... tentang kopi asin."

Ingat sewaktu kita pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu, sebenarnya saya ingin minta gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk mengubahnya karena kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya maju terus. Saya tak pernah terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini, tapi saya terlalu takut melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak membohongimu untuk suatu apa pun.

Sekarang saya sekarat, saya tidak takut apa-apa lagi jadi saya katakan padamu yang sejujurnya, saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.

Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi pakai garam?
Si gadis pasti menjawab, "Rasanya manis."
Kadang Anda merasa Anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain, tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat Anda tentang seseorang itu bukan seperti yang Anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi. Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang garam terasa lebih manis daripada gula.

22 Oktober 2008

Ketika rasa lezat tidak lagi di lidah

Hari yang dinantipun tiba...
hari apa itu? hari dimana orang akan rugi jika tidak ingin melaluinya " Hari -H- Pernikahan", hari yang dalam menantinya pun akan bercampur berbagai rasa : rasa gelisah (angel turu), cemas (sido ora yo?) dan yang pasti senang (sopo sing ra seneng) .
==== Terjadilah pernikahan itu dan kwajiban lain-nya==== untuk bagian ini dilompati saja
Lanjut saja cerita ke beberapa bulan setelah nikah. Ternyata beda daerah, beda budaya dkk antara aku dan istri membuat adanya perbedaan pula dibeberapa sisi (walau aku pernah tinggal 3 tahun didaerahnya, bukan untuk pacaran tapi untuk sekolah"teman sekolah ya?:red*"). Perbedaan itulah yang menjadikan kami harus beradaptasi...adaptasi...dan adaptasi. Salah satunya adalah adaptasi makanan. diantara perbedaan itu:
saya suka pedas dan asin..istri suka manis.
saya suka sayur gurih...istri suka sayur pahit.
saya suka sayur kuah santan..istri suka oseng atau kuah bening.
saya tidak suka lalapan...istri suka sekali tumbuhan jenis rumput mentah itu.
Kesimpulannya hampir semua menu makanan kesukaan kami berbeda. Tapi kalau jodoh pasti ada persamaannya, minimal ada 1(satu) yaitu maunya makan murah atau bahkan gratis (cocok dan sedang dilestarikan sampe sekarang)

namun, perbedaan itu menjadi awal dari keindahan, kelucuan dan keasyikan yang sangat mengesankan, dimana lezatnya makanan yang kurasakan sejak aku lahir sampai manikah, harus berubah dalam waktu yang relatif singkat, kelezatan itu tidak lagi ada di lidah, namun berpindah ke bawah.
di tenggorokan? bukan, ada dibawah itu
di Dada? bukan, masih ke bawah lagi
di Lambung? bukan, tapi ada sekitar itu, tetangga dekat dan masih satu RT kali
jadi, dimana na karp?
sabar...bagian itulah yang menjadikan aku takluk...takluk..dan takluk, yang membuat sayur manis, sayur pahit, sayur kering (istilah lain "oseng2"), sayur bening dan lalapan, bahkan buah durian yg dulu muak, sekarang semua itu terasa lezat dan lezat sekali (kecuali kalau basi).
Semua itu karena " Hati", hati yang diliputi rasa "cinta, kasih dan sayang" yang membuat aku tidak berani menyakiti hatinya, dan akhirnya akupun terdorong, terhempas dan terjurumus ke makanan2 yang dulu sangat tidak aku sukai.
sekarang, apapun makanan yang disuka istri, hampir 100% aku juga suka. walau masih ada satu jenis makanan yang belum bisa aku sukai yaitu "PETE". namun tidak apa2. kl dulu ada 1 persamaan. wajar dan normal kalau sekarang ada 1 perbedaan.
kl istri tanya : Mau dimasakkan apa mas?
jawabnya : apapun masakannya, yang penting dikau yang masak dan halal.
( aduh, jadi kepengan masak bareng istri)
ketika ditanya : disimpan dimana gulanya?
jawab : Ku simpan rapi di "HATI"...

Kesimpulannya :
" Rasa Lezat tidak lagi dilidah, tapi sudah pindah (bawah:red*)"

cuksan
' Lele dan Tempe penyet-an yuk'