22 Oktober 2008

Ketika rasa lezat tidak lagi di lidah

Hari yang dinantipun tiba...
hari apa itu? hari dimana orang akan rugi jika tidak ingin melaluinya " Hari -H- Pernikahan", hari yang dalam menantinya pun akan bercampur berbagai rasa : rasa gelisah (angel turu), cemas (sido ora yo?) dan yang pasti senang (sopo sing ra seneng) .
==== Terjadilah pernikahan itu dan kwajiban lain-nya==== untuk bagian ini dilompati saja
Lanjut saja cerita ke beberapa bulan setelah nikah. Ternyata beda daerah, beda budaya dkk antara aku dan istri membuat adanya perbedaan pula dibeberapa sisi (walau aku pernah tinggal 3 tahun didaerahnya, bukan untuk pacaran tapi untuk sekolah"teman sekolah ya?:red*"). Perbedaan itulah yang menjadikan kami harus beradaptasi...adaptasi...dan adaptasi. Salah satunya adalah adaptasi makanan. diantara perbedaan itu:
saya suka pedas dan asin..istri suka manis.
saya suka sayur gurih...istri suka sayur pahit.
saya suka sayur kuah santan..istri suka oseng atau kuah bening.
saya tidak suka lalapan...istri suka sekali tumbuhan jenis rumput mentah itu.
Kesimpulannya hampir semua menu makanan kesukaan kami berbeda. Tapi kalau jodoh pasti ada persamaannya, minimal ada 1(satu) yaitu maunya makan murah atau bahkan gratis (cocok dan sedang dilestarikan sampe sekarang)

namun, perbedaan itu menjadi awal dari keindahan, kelucuan dan keasyikan yang sangat mengesankan, dimana lezatnya makanan yang kurasakan sejak aku lahir sampai manikah, harus berubah dalam waktu yang relatif singkat, kelezatan itu tidak lagi ada di lidah, namun berpindah ke bawah.
di tenggorokan? bukan, ada dibawah itu
di Dada? bukan, masih ke bawah lagi
di Lambung? bukan, tapi ada sekitar itu, tetangga dekat dan masih satu RT kali
jadi, dimana na karp?
sabar...bagian itulah yang menjadikan aku takluk...takluk..dan takluk, yang membuat sayur manis, sayur pahit, sayur kering (istilah lain "oseng2"), sayur bening dan lalapan, bahkan buah durian yg dulu muak, sekarang semua itu terasa lezat dan lezat sekali (kecuali kalau basi).
Semua itu karena " Hati", hati yang diliputi rasa "cinta, kasih dan sayang" yang membuat aku tidak berani menyakiti hatinya, dan akhirnya akupun terdorong, terhempas dan terjurumus ke makanan2 yang dulu sangat tidak aku sukai.
sekarang, apapun makanan yang disuka istri, hampir 100% aku juga suka. walau masih ada satu jenis makanan yang belum bisa aku sukai yaitu "PETE". namun tidak apa2. kl dulu ada 1 persamaan. wajar dan normal kalau sekarang ada 1 perbedaan.
kl istri tanya : Mau dimasakkan apa mas?
jawabnya : apapun masakannya, yang penting dikau yang masak dan halal.
( aduh, jadi kepengan masak bareng istri)
ketika ditanya : disimpan dimana gulanya?
jawab : Ku simpan rapi di "HATI"...

Kesimpulannya :
" Rasa Lezat tidak lagi dilidah, tapi sudah pindah (bawah:red*)"

cuksan
' Lele dan Tempe penyet-an yuk'

4 komentar:

  1. ohoho.. ngena niih.. suka artikel ini ;)btw.. aku permisi ceritain di multiply aku ya.. tar aku link naskah aslinya deh.. silakan mampir di nisspice@multiply.com

    BalasHapus
  2. Terima kasih Mbak Nisaa...sudah mampir ke blog saya yang sederhana ini

    BalasHapus
  3. tulisannya bagus bgt mas..dan 'terkadang dgn perbedaan itu membuat kta tdk bisa melupakannya'

    BalasHapus
  4. betulll...terima kasih kunjungannya

    BalasHapus