18 November 2014
30 Mei 2012
29 Mei 2012
- Martyn Williams, ' A legacy from the 1800s leaves Tokyo facing balckouts', March, 2011
- Mark Fischetti,' Japan's two incompatible power grids make disaster recovery harder', March, 2011
- naritama.org/report/jpower_sakuma.html
28 Mei 2012
- Biaya investasi dan perawatan sangat berkurang karena tidak perlu battery.
- Pada saat daya dari PLTS lebih besar daripada beban (penggunaan listrik rumah kita), kelebihan daya bisa disalurkan/dijual ke jaringan listrik. Jadi tagihan rekening listrik kita bisa berkurang.
- Lebih ramah lingkungan karena mengurangi sampah battery yang memerlukan perlakukan khusus dan kurang ramah terhadap lingkungan.
22 Mei 2012
Mengenal Kerja Microgrid Power System
11 Februari 2009
Alasan utama munculnya kembali low frequency oscillation di Sistem Tenaga Listrik
2. Terlalu banyak jaringan transmisi yang panjang sehingga melebihi kemampuan (weak line).
Pertama adalah masalah tingginya gain pada AVR.
Sebelumnya, kita akan bahas secara singkat tentang transfer function dari AVR, agar lebih mudah memahami pengaruh gain dan time constant AVR. Struktur AVR sering direpresentasikan sebagai transfer function orde 1 seperti gambar 1 dibawah ini :
dimana : Ka = Gain, ini fungsinya seperti kendali proporsional, dan Ta = time constant, yang menandakan kecepatan respon dari AVR, semakin kecil time constant, semakin cepat respon AVR tersebut
Nah, setelah tahu gain dan time constant AVR, mari kita lihat pengaruh keduanya pada low frequency oscillation.
Pada dasarnya gain yang tinggi pada AVR mempunyai 3 maksud:
1. Semakin tinggi gain, tegangan terminal generator akan terkontrol dengan baik, karena tujuan AVR memang membuat tegangan terminal stabil.
2. Gain yang tinggi dapat meningkatkan steady stability limit, dan
3. Gain yang tinggi juga dapat mengingkatkan transient stability limit.
Faktor lainnya yang berpotensi menimbulkan low fequency oscillation adalah
1. Rendahnya time constant AVR.
2. Besarnya reaktansi (Xe) pada jaringan transmisi.
3. Besarnya daya aktif (P) yang melewati transmisi.
4. Besarnya daya reaktif yang negatif (leading/-Q).
Ini didasarkan pada hasil studi tentang pengaruh variasi ke empat parameter diatas terhadap Damping torque dan Synchronous Torque.
Terima kasih
Cuk supriyadi
Cerita asal muasal Low frequency oscillation di Power System
Untuk menanggulangi masalah tersebut, banyak metode yang sudah dipelajari oleh para peneliti untuk memprediksi dan meredamnya. Penambahan damper winding cukup efektif untuk mengurangi small oscillation. selain itu, efek kondensator sinkron ( Synchronous condenser) dan Pengatur tegangan (AVR) juga sedang dipelajari secara luas. Dengan ketiga hasil studi diatas, kedua permasalahan dalam stabilitas di sistem tenaga sangat terbantu, contoh sistem yang stabil adalah seperti pada gambar 3. Hal ini menyebabkan studi di steady state stability mulai berkurang tajam dan kemudian beralih ke studi tentang transient dan improvementnya.
Namun pada tahun 60-an, fenomena low frequency oscillation mulai muncul kembali di sistem tenaga. Kemudian mulailah dikenalkan penggunaan Power System Stabilizer (PSS) untuk menanggulangi masalah ini. Contoh nyata kejadian low frequency oscillation di sistem operasi tenaga listrik diantaranya adalah jaringan listrik antara Saskatchewan,Manitoba dan Ontario dan juga di USA pada tahun 1960-an.
Berikut ini klasifikasi riset yang telah dilakukan selama 30 tahun terakhir untuk menanggulangi low-frequency oscillation:
1. Studi tentang fenomena small oscillation.
2. Pengembangan teknik untuk menentukan dynamic stability pada sistem yang besar.
3. Penyederhanakan sistem.
4. Pengembangan, pendesignan dan pengujian power system stabilizers (PSS) pada sistem eksitasi.
5. Pengendalian small oscillation dengan peralatan yang lain seperti Governor, SVC atau kendali HVDC dll.
Begitulah sedikit cerita ringkas tentang asal muasal low frequency oscillation pada sistem tenaga listrik.
Namun masih ada cerita menarik tentang mengapa fenomena low frequency tersebut kembali terulang setelah sebelumnya terbantu dengan damper winding, Kondensator sinkron dan AVR?
Insya Allah akan dibahas pada tulisan selanjutnya..
Cuk san
Sumber :
M.A Pai, D.P Sen dan K.R Padiyar "Small signal analysis of Power System"
4 Februari 2009
Indonesia : Intensitas energi tinggi, Konsumsi energi rendah
Konsep Penggunaan sumber daya energi kita (Indonesia) selama ini adalah sumber energi digunakan langsung untuk memperoleh pendapatan negara tanpa memperhatikan prinsip sustainability. Ini berakibat pada penggunaan sumber daya energi belum sepenuhnya ditujukan untuk memperoleh nilai tambah ekonomi yang tinggi. Selain itu juga ada beberapa permasalahan dalam pengelolaan sumber daya energi diantaranya :
- Sebagian besar sumberdaya energi (SDE) diekspor
- Laju kegiatan eksploitasi SDE cukup tinggi
- Sebagian besar terikat kontrak jangka panjang
- Kebijakan investasi hanya berorientasi untuk kegiatan eksploitasi
- Ketergantungan pada jenis sumber energi tertentu
- Lambatnya program diversifikasi energi
Akibatnya adalah lemahnya ketahanan energi nasional. Salah satu indikasi keadaan tersebut adalah intensitas energi yang tinggi seperti terlihat pada grafik diatas.Intensitas energi adalah energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto sebesar 1 juta dollar AS. Intensitas energi merupakan salah satu alat ukur dari efisiensi energi yang mengacu pada keadaan ekonomi nasional. Intensitas Energi tinggi artinya harga energi relatif tinggi dibandingkan dengan jumlah GDP. Intensitas Energi rendah artinya harga energy relatif murah dibandingkan dengan jumlah GDP. Pada grafik terlihat bahwa intensitas atau penggunaan energi nasional
Namun, disisi lain, konsumsi energi per kapita Indonesia masih sangat rendah dibanding negara-negara seperti Jepang, Uni Eropa, Amerika Serikat, Jerman, Malaysia dan Thailand, konsumsi energi perkapita Indonesia menempati urutan terendah. rendahnya konsumsi perkapita ditunjang dengan data rasio elektrifikasi di
"PEMAKAIAN ENERGI PER KAPITA
Beberapa hal yang sedang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah diatas, diantaranya adalah
- Mengurangi ketergantungan BBM.
- Meningkatkan penggunaan energi terbarukan sebagai energi alternatif
- Efisiensi penggunaan energi.
Namun pengembangan energi alternatif di
1. Masih tingginya biaya investasi energi terbarukan dibanding energi konvensional.
2. Kurangnya mekanisme insentif dan pembiayaan.
3. Kurangnya dukungan kebijakan.
4. Rendahnya kemampuan industri dalam negeri.
5. Subsidi BBM yang berkepanjangan.
Semoga program-program tersebut dapat segera dilaksanakan dan kendala-kendalanya segera dapat diatasi. Dengan bersama dan bersatu tentunya.
Sumber:
Direktorat jenderal listrik dan pemanfaatan energi,
3 Februari 2009
CV
Japan Prof: Prof. Tadahiro Goda ( Goda Lab.).
Japan Prof : Prof. Mitani ( Mitani Lab.).
Japan Prof: Prof. Tadahiro Goda ( Goda Lab.).
22 Januari 2009
Contoh wiring diagram Listrik tenaga surya
PLN evaluasi harga listrik tenaga panas bumi
Dengan Kebijakan yang tepat dan dengan harga yang bersaing baik dari sisi pengusaha maupun konsumen, diharapkan target pengembangan listrik nasional dapat tercapai dan pada akhirnya semua rakyat Indonesia dapat menikmati listrik dan berkembang perekonomian disemua daerah.
sumber : esdm
21 Januari 2009
Belajar Menjadi Reviewer Paper Internasional ( Mulai dari the 6th IFAC Symposium on Robust Control Design, ROCOND'09)
Website:
http://www.technion.ac.il/~rocond09/welcome.html
Akhirnya, semoga dengan tantangan diatas, dengan sekuat tenaga, waktu dan pikiran. saya berusaha untuk sebaik mungkin mengemban amanah tersebut, juga menjadi awal yang baik sebagai reviewer, dan berlanjut di waktu mendatang, Amien.
Cuk Supriyadi Ali Nandar
14 Januari 2009
Cara menghitung persamaan state space
Dari blok diagram, kita akan dapat persamaan berikut:
kemudian
tanda x sebagai koefisien yang belum diisi, karena kita hanya menghitung wind frequency deviation. x akan diisi ketika kita sudah sampai menghitng delta Pm dan delta Pw.
5. Ulangi Step 1 - 4 diatas untuk semua parameter diblok diagram ( 8 parameter), sehingga kita akan mempunyai 8 persamaan.
6. Susun ke 8 persamaan tersebut seperti step 4 sehingga menjadi sebuah matrik, hasil akhir adalah matrik 8x8 sebagai berikut :
dimana :
Cuk Supriyadi
BPPT
Aplikasi SMES pada Wind-Diesel hybrid power system
Gambar 1. Konfigurasi dasar Wind-Diesel Hybrid power system dengan SMES
Gambar 3. SMES dan Kendalinya
Kita lanjutkan dengan simulasi untuk melihat kehandalan masing-masing kendali baik proposed SMES, SMES [6] maupun sistem tanpa menggunakan SMES.
1. Step respon ketika beban dan daya wind power dinaikkan 0.01 pu kW
2. Respon terhadap wind power acak
3. Respon terhadap perubahan beban
4. Respon terhadap perubahan beban dan wind power
Referensi
Semoga bermanfaat
Cuk Supriyadi